Tidak bisa dipungkiri bahwa keseburan tanah di Indonesia telah banyak menghasilakan banyak jenis tanaman salah satunya adalah tembakau yang berkualitas tinggi.
Dilansir dari Nationalgeographic.co.id bahwa tembakau yang menjadi dasar rokok sejatinya bukanlah tanaman Khas Nusantara. Akan tetapi bagaiamana tanaman tembakau ini bisa masuk ke Indonesia dan banyak digemari oleh masyarakat.
Dalam bukunya Kretek Pusaka Nusantara yang ditulis oleh Thomas Sunaryo, merokok di kalangan orang-orang Eropa pun pada awalnya juga hanya meniru suku Indian di Amerika yang merokok menggunakan pipa untuk keperluan ritual, seperti memuja dewa atau roh. Merokok menggunakan pipa juga dijadikan ritual persahabatan antar pribadi dan kelompok. Diperkirakan, tradisi mengunyah tembakau dan menghisap tembakau pipa bagi orang-orang Maya, Aztec, dan Indian, sudah terjadi sejak 1000 tahun sebelum Masehi.
Di Indonesia pun tembakau tidak hanya berfungsi sebagai barang yang dihisap untuk penenang dan membangun hubungan sosial, tetapi juga sebagai bagian dari bahan sasaji yang masih banyak dilakukaan oleh masyarakat pendesaan, dapat kita temui diberbagai pendesaan masayarakat Jawa.
Dalam Karya monumental berjudul “Nusantara: History of Indonesia (1959)”, sejarawan Belanda Bernard Hubertus Maria Vlekk menyebutkan bahwa tenaman tembakau pertama kali masuk ke asia melalui orango-orang Spanyol yang singgah di Filipina pada abad ke-16. Dalam laman Tirto.id dituliskan tembakau pun tiba diwilayah Nusantara dan mulai ditanam secara menyeluruh pada permulaan tahun 1600-an.
Kendati demiakian, popularitas tembakau di Indonesia rupanya tidak membutuhkan waktu yang lama. Pada masa kompeni berupaya untuk memonopoli komoditi tembakau pada tahun 1626. Dengan demikian menghisap lintingan tembakau yang disulut ujungnya telah menjadi tradisi dikalangan elit lokal. Dan dikala itu dipandang sebagai alat representasi setatus sosial.
Pada abad ke-19, tembakau berubah menjadi komoditas unggulan Pemerintah Kolonial Belanda. Hingga akhirnya pemerintah dapat meraup penghasilan secara besar-besaran dengan cara mulai menaman tembakau melalui sistem tanam paksa.
Maka dari itu, perkebunan tembakau pun bermunculan secara bertahap di wilayah ujung timur Pulau Jawa, mulai dari Besuki, Kedu, Cirebon, hingga Batavia. Mereka yang memonopoli daun tembakau ini datang dari berbagai kalangan, mulai dari pemilik perkebunan Belanda, hingga orang-orang China disekitaran Batavia. Masyarakat pribumi mulai menguasai sektor budidaya dan pengolahan disekitar abad 19.
Walaupun bisa dipastikan tanaman tembakau secara historis berasal dari luar Indonesia, namun karena tembakau telah menjadi budidaya masyarakat atau pun kebutuhan masyarakat sendiri serta telah banyak digunakan dalam berbagai macam kegunaan, mulai dari ritual, pengobatan, dan menikmati dengan cara menghisapnya.
Secara etimologi kata tembakau berasal dari kata “tobaco” dalam Bahasa Spanyol. Akan tetapi kata “tobaco” masih merupakan perdebatan dikalangan pakar etnomologi. Kata ini diperkirakan merupakan kata serapan dalam Bahasa Guarani, yaitu yang mengacu pada tabung yang digunakan untuk menghisap bubuk tembakau yang digukanan oleh Suku Indian Haiti dan terbuat dari tulang tapir.
Lantas, dalam bahasa Jawa “mbako” berasal dari ucapan Ki Makukuhan: “Iki tembakau” perkataan itu terucap saat ia mengobati orang sakit dan seketika itu juga sembuh. Hingga pada akhirnya tembakau dipercayai warga di lereng Sumbing , Sindoro, dan Prau sebagai bibit tembakau pertama yang ditanam di daerah mereka. Begitu pun dengan Madura, terdapat ceroita rakyat yang mengisahkan sejarah tembakau dan menghubungkannya dengan seorang tokoh bernama Pangeran Katandur. Istilah “Katandur” artinya menanam.
Tanaman tembakau telah menjadi primadona bagi sebagaian besar masyarakat Indonesia. Dengan beragam cita rasa tembakau yang dapat kita temui di berbagai daerah. Kami dari Baracak Taste menyediakan baragam macam cita rasa yang bisa kamu miliki dengan kualitas yang tidak dapat diragukan lagi, pun bisa didapatkan di berbagai daerah.
Referensi: goodnewsfromindonesia.id / Tirto.id. / Indonesia.go / Nationalgeographic.co.id / Thomas Sunaryono. 2013, “Keretek Pusaka Nusantara”. Jakarta: Serikat Kerakyatan Indonesia/ id.wikipedia.org
Barack taste® adalah salah satu unit usaha dibidang tembakau iris yang saat ini sudah memiliki lebih dari 50.000± lebih mitra di indonesia dengan komitmen kami membangun dan mengembangkan setiap mitra.
Kamu akan mendapatkan informasi terupdate tentang barack taste!